Kumpulan Cerita Rakyat
BINTANG SIANG
Kisah ini menunjukkan bagaimana kebahagiaan bisa hancur karena kata-kata yang diucapkan tanpa berpikir panjang.

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kesulitan dan kehilangan yang kita alami hari ini bisa saja menjadi berkah bagi masa depan, dan setiap perbuatan, baik atau buruk, akan meninggalkan jejak dalam kehidupan.

Kisah ini mengajarkan tentang kepercayaan, iri hati, dan konsekuensi dari pengkhianatan. Kareb, seorang pemuda rajin dan pekerja keras, menemukan cinta sejatinya dalam soNamun, kejahatan tidak pernah menang.
Kangkune Si Penjaga Hutan
Melalui kisah ini, masyarakat desa belajar bahwa hutan bukan hanya tempat mencari sumber makanan, tetapi juga memiliki penjaganya sendiri. Tanda keberadaan Kangkunen, yaitu burung kuning yang beterbangan, menjadi simbol bahwa manusia harus bertindak dengan bijaksana dalam memanfaatkan alam.

Cerita ini menyampaikan pesan bahwa persahabatan sejati tidak akan terputus oleh waktu atau kematian, dan sebuah janji yang tulus akan selalu ditepati, bahkan di alam yang berbeda

Seorang gadis bernama Miae diasingkan dari kampung halamannya karena penyakit kulit, tetapi di tempat baru, ia menemukan penerimaan, cinta, dan kesuburan bagi sagu yang dibawanya. Sementara itu, kampung yang menolaknya justru kehilangan berkah kesuburannya.
Kutukan Alamem di Tanah Domande dan Kalibian
Seorang pemuda bernama Alamem merasa dipermalukan oleh penduduk Domande dan Kalibian yang menolak berbagi makanan dengannya. Dalam kemarahannya, ia mengucapkan sumpah yang menjadi kutukan: daerah itu akan dihantui nyamuk selamanya. Sejak saat itu, Domande dan Kalibian tak pernah terbebas dari serangan nyamuk.

Qaraipe
Qaraipe, seorang perempuan yang diasingkan dan disakiti di kampung halamannya, memilih meninggalkan tempat yang penuh penderitaan. Di tanah baru, ia menemukan cinta dan kedamaian bersama Tumu, sosok misterius yang akhirnya menjadi suaminya. Kisah mereka menjadi legenda yang diwariskan turun-temurun, menghubungkan masyarakat Kampung Ipah dan Pulau Aru.

Kisah ini menceritakan Alamem, moyang suku Malind, yang menghadapi dua wanita pencuri hiasan kepalanya dan mengambil mereka sebagai istri. Dalam perjalanan, ia membunuh suami mereka yang berwujud anjing dan kemudian memberikan hukuman kepada anak-anak jahil yang mencuri perahunya dengan mengubah mereka menjadi ikan bulanak. Legenda ini menjelaskan asal-usul ikan bulanak yang berlimpah di Anasai dan mengajarkan tentang keadilan serta konsekuensi dari perbuatan seseorang.
Nenek Pemakan Daging
Empat saudara laki-laki yang sedang berkelana bertemu dengan seorang nenek tua yang menawarkan tempat bermalam. Tanpa menyadari niat jahat nenek tersebut, mereka menerima tawaran itu. Saat malam tiba, nenek membunuh si bungsu dan menyembunyikan tubuhnya. Keesokan paginya, saudara-saudara yang lain menemukan bukti kejahatan nenek itu dan dengan amarah mereka membunuhnya serta membakar rumahnya. Kisah ini mengandung pesan tentang kewaspadaan terhadap orang asing dan keadilan bagi yang terzalimi.

Tarian bukan hanya merayakan kemenangan, tetapi juga menjaga warisan.

Njul-Njul,
Si Penjaga Hutan
Legenda Njul-Njul mengisahkan seorang peri khayangan yang menjadi penjaga hutan adat, memastikan keseimbangan alam tetap terjaga. Ketika keserakahan manusia mengancam hutan, Njul-Njul memberikan peringatan dan hukuman bagi mereka yang merusak keseimbangan tersebut. Kisah ini mengajarkan bahwa alam bukan sekadar sumber daya, tetapi juga memiliki roh yang harus dihormati dan dijaga.
Anjing dan Kuskus
Persahabatan Bisa Terluka oleh Tipu Daya, dan Balas Dendam Tak Pernah Menyembuhkannya

Kecerdikan yang menipu, cinta yang berujung luka

Alamem, terbawa angin timur ke Sungai Mbian, bertemu kembali dengan sahabat lamanya, Sigaule. Di balik pertemuan hangat, tersimpan dendam. Dengan tipu daya, Alamem membunuh Sigaule menggunakan nyamuk yang dilepaskan dari bokong kelapa. Tempat itu kemudian dikenal sebagai "Meb", saksi sunyi dari pengkhianatan yang tak pernah terucap. Alamem pergi, membawa kisah yang hanya ia yang tahu.
Pizza
Di dusun Alaku, sekelompok anak pemburu pemberani bernama Nggais Wanangga dikejutkan oleh kedatangan seorang pemuda asing bernama Alamem, si penipu licik yang dikenal sebagai Abunawas Papua. Dengan tipu daya dan tutur manis, Alamem berhasil mencuri alat berburu dan makanan mereka saat anak-anak sedang menyelam di sumur. Ia menghilang ke hutan, meninggalkan jejak kaki yang kini menjadi simbol kisah pengkhianatan yang dikenang turun-temurun di Distrik Okaba.

Pulau Walinau tenggelam, meninggalkan kenangan akan cinta yang hilang. Laut yang menggantikan pulau itu terus bergelombang, menyimpan amarah pangeran yang terluka.

Kembar yang malang
Kisah dua saudara kembar yang penuh perjuangan namun berakhir tragis akibat pengkhianatan dan kelicikan.
Kategori
Cerita rakyat merupakan warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi, mengandung nilai-nilai moral, kepercayaan, dan pemahaman masyarakat tentang dunia di sekitarnya. Secara umum, cerita rakyat dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: mitos, legenda, dan cerita asal-usul.


